Bagai burung terlepas sayapnya
Aku terhempas...
Keindahan di depan,
Hanya teraih dalam pandangan
Langkah ku bagaikan kapas
Dalam pusaran angin yang kecil
Keinginan ku hanyut bersama derasnya sungai
Aku tak sanggup mengejar
Terhempas, dan cuma menggapai-gapai
Sahabat hilang satu persatu dari pandangan
Arungi kehidupan dengan bahtera impian
Handai tolan beranjak perlahan
Tujuh dermaga menanti bahtera impian
Sementara...
Aku terhempas !
Berjalan sendiri !
Diatas jalan yang tak pernah ada
Kadang burung yang patah sayap tak putus asa
Ia bermimpi terbang bersama awan
Ia ingin bermain di atas dahan
Dan...bernyanyi...
Seperti aku...
Yang selalu mendambakan kasih seorang wanita
Yang selalu haus akan ketulusan hati wanita
Bercanda...tertawa...bahagia...
Meski ku sadari...
Kaki ku selalu melangkah
Di hati para wanita yang terluka
Mungkin...
Aku penuh dosa !
Mungkin...
Aku penuh sumpah serapah !
Mungkin...
Mentari pun jijik menyinari ku !
Tapi...
Aku cuma manusia biasa
Aku hanya laki-laki yang senang mengembara
Dan aku pun tlah menyadari
Kaki ku penuh dengan noda
Jejak ku hanya meninggalkan luka
Dan kini...
Ku ingin saatnya tiba
Saat mentari bersinar dengan ramah
Saat rembulan tersenyum menatap ku
Saat seorang wanita...
...Berjalan dengan senyuman kearah ku...
Sat seorang wanita...
...Menyerahkan hatinya, dengan tulus dan penuh kasih...
Sehingga...
...kami bergandengan...
Arungi samudera diatas bahtera bahagia
Ikuti angin kemana berhembus
Ikuti mentari bersama sejuk harapan
Ikuti rembulan dalam rengkuh kebahagiaan
Dan sauh tiada turun
Sehingga kami terpisah
Tapi...
...Aku terhempas !...
Karena bahtera ku...
...Cuma keinginan dalam impian...
0 komentar:
Posting Komentar