English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 17 April 2013

0

Aku Lah Lelaki Itu

|

Akulah lelaki itu...

Berjalan dikelamnya malam.

Dengan selimut dingin hari.

Dan pucatnya rembulan yang selalu temani hari-hari ku.


Akulah lelaki itu...

Tertidur pulas dipanasnya hari.

Beralaskan mentari.

Dibuai merdunya nyanyian burung kenari.


Akulah lelaki itu...

Keinginan terpendam dalam harapan.

Impian tercuri dalam pelukkan.

Suka datang sekejap tertahan.

Dan lara hadir tak berkesudahan.


Akulah lelaki itu...

Duduk sendiri termangu sepi.

Tanpa teman dan sanak family.

Coba menantang hidup yang hakiki.

Walau jasad telah lama mati.


Akulah lelaki itu...

Berdiri mematung menatap hari.

Dibalik jeruji penjara tirani.


Akulah lelaki itu...


"Maka jadilah peta saat ku berjalan"

"Jadilah pelita saat ku kegelapan"

"Jadilah perahu saat ku terombang ambing"

"Dan jadilah arah saat ku tersesat"
Baca selengkapnya »

Senin, 14 Januari 2013

0

DAJJAL

|
Ad-Dajjāl (Araba الدّجّال) adalah seorang tokoh kafir yang jahat dalam Eskatologi Islam, ia akan muncul menjelang Kiamat. Dajjal pembawa fitnah di akhir zaman, menurut hadits Muhammad bersabda : “Sejak Allah swt menciptakan Nabi Adam a.s. sampai ke hari kiamat nanti, tidak ada satu ujian pun yang lebih dahsyat dari pada Dajjal.
Dajjal tidak disebut dalam Al-Quran, tetapi terdapat dalam hadis dan Sunah yang menguraikan sifat-sifat Dajjal. Berdasarkan kepercayaan yang telah umum dalam kalangan muslim, karakteristik ad-Dajjal adalah sebagai berikut :
Dajjal memiliki cacat fisik berupa mata kiri yang buta, dan mata kanan yang dapat melihat tetapi berwarna gelap (hitam). Dalam beberapa hadis menjelaskan ia hanya memiliki sebuah mata. Ia akan menunggangi keledai putih yang satu langkahnya sama dengan satu mil jaraknya. Keledai tersebut memakan api dan menghembus asap, dapat terbang di atas daratan dan menyeberangi lautan.
·        Dajjal seorang pemuda posturnya gemuk, kulitnya kemerah-merahan, berambut keriting, matanya sebelah kanan buta, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak’ (tak bersinar), serupa dengan Abdul Uzza bin Qathan lelaki Quraisy dari Khuza’ah yang hidup di zaman Jahiliyah.
·        Dia akan menipu para umat muslim dengan mengajari mereka tentang surga, tapi ajaran tersebut adalah sebaliknya (Neraka).
·        Huruf Arab Kaf Faa Raa (kafir, bermakna kufur) akan muncul pada dahinya dan akan mudah dilihat oleh muslim yang bisa membaca maupun yang buta huruf.
·        Dia dapat melihat dan mendengar di banyak tempat pada waktu bersamaan.
·        Dia mempunyai keahlian untuk menipu manusia.
·        Dia akan coba meletakkan manusia pada tingkatan Tuhan.
·     Dia akan menyatakan dirinya adalah Tuhan dan akan menipu manusia dalam berpikir. Ia mengatakan bahwa ia telah bangun dari kematian. Salah satu orang penting akan ia bunuh dan kemudian ia akan menghidupkannya. Sesudah itu Allah akan menghidupkan apa yang ia bunuh tersebut, setelah itu ia tidak memiliki kekuatan ini lagi. Berdasarkan sumber lain tentang akhirat yang ditulis Anwar al-Awlaki), seorang lelaki beriman akan datang dari Madinah terus ke Dajjal, berdiri pada atas Uhud, dan dengan beraninya mengatakan bahwa Dajjal adalah Dajjal. Kemudian ia akan bertanya, "Apakah kamu percaya bahwa aku adalah Tuhan jika aku membunuhmu dan kemudian menghidupkan kamu?" Lalu Dajjal membunuh lelaki beriman tersebut, setelah itu menghidupkannya kembali, namun lelaki itu akan berkata bahwa dia semakin tidak percaya bahwa Dajjal adalah Tuhan.
·        Siapa saja yang menolak dan tidak percaya dengannya, mereka akan menderita kemarau dan kelaparan. Siapa saja yang menerimanya akan hidup dalam kehidupan senang.
·        Sebagian besar ajaran Islam mempercayai bahwa ia muncul di Kota Isfahan
·        Dia tidak bisa memasuki Makkah atau Madinah karena dijaga para malaikat.
·        Imam Mahdi akan melawannya atas nama Islam.
·        Dia akan dibunuh oleh Nabi Isa dekat pintu gerbang Lud yang merupakan wilayah Israel saat ini.

Asal-Usul Keluarganya : 
Dajjal adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau makhluk lain selain ia sebagai manusia yang ditangguhkan ajalnya “Minal Munzharin” seperti halnya Nabi Isa as yang di angkat oleh Allah swt ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya turun semula keatas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan di kuburkan di Madinah Al Munawwarah. Sama juga halnya dengan Iblis yang di tangguhkan kematiannya sehingga kiamat nanti.

Dajjal ; ayahnya seorang yang tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti Paruh burung. Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya. Menurut Imam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahawa asal keturunan bapanya ialah seorang Dukun Yahudi yang di kenali dengan “syaqq” manakala ibunya adalah dari bangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman as dan mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Lalu oleh Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Walau bagaimanapun kelahiran dan kehidupan masa kecil tidak diketahui dengan jelas.

Sifat Badannya :
Hadis Huzaifah r.a katanya : Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Dajjal ialah orang yang buta matanya sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai Syurga dan Neraka. Nerakanya itu merupakan Syurga dan Syurganya pula ialah Neraka (Hadis Sahih Muslim)
Ada beberapa ciri perawakan Dajjal yang disebuntukan dalam Hadis Rasulullah saw, diantaranya :
Seorang yang kelihatannya masih muda ; Berbadan Besar dan agak kemerah-merahan ; Rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang seolah-olah dahan kayu yang rimbun.
Dan tandanya yang paling ketara sekali ada dua : Buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yang kecut, manakala mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-kelip laksana bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat. Kedua : Tertulis didahinya tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapatdibaca oleh setiap orang Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak. Mengikut hadis riwayat At-Thabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diri Dajjal setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tandayang terakhir ini belum ada pada dirinya.

Tempat Tinggalnya Sekarang :
Menurut riwayat yang sahih yang disebuntukan dalam kitab “Shahih Muslim”, bahawa Dajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau dan ditunggu oleh seekor binatang yang bernama “Al-Jassasah”. Terdapat hadis mengenainya.. (tetapi terlalu panjang untuk ditulis.. anda boleh membaca terus dari buku). Daripada Hadis ini jelaslah bagi kita bahawa Dajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yang diizinkan oleh Allah swt untuk keluar menjelajah permukaan bumi ini dan tempat “transitnya” itu ialah disebelah Timur bukan di Barat.

Berapa lama ia akan hidup setelah kemunculannya :
Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selama empat puluh hari sahaja. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dengan setahun dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama dengan satu minggu dan hari-hari baki lagi sama seperti hari-hari biasa. Jadi keseluruhan masa Dajjal membuat fitnah dan kerosakan itu ialah 14 bulan dan14 hari. Dalam Hadis riwayat Muslim ada disebuntukan :
Kami bertanya : “Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia akan tinggal di mukabumi ini ? Nabi saw, menjawab : Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hari yang pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yang masih tinggal lagi (iaitu 37hari) adalah sama seperti hari kamu yang biasa. Lalu kami bertanya lagi : Wahai Rasulullah saw ! Di hari yang panjang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sembahyang sehari sahaja (yaitu 5 waktu sahaja). Nabi saw menjawab : Tidak cukup. Kamu mesti mengira hari itu dengan menentukan kadar yang bersesuaian bagi setiap sembahyang..”
Maksud Sabdaan Rasulullah saw, ini ialah supaya kita mengira jam yang berlalu pada hari itu. Bukan mengikut perjalanan matahari seperti biasanya kita lakukan. Misalnya sudah berlalu tujuh jam selepas sembahyang Subuh pada hari itu maka masuklah waktu sembahyang Zohor, maka hendaklah kita sembahyang Zohor, dan apabila ia telah berlalu selepas sembahyang Zohor itu tiga jam setengah misalnya, maka masuklah waktu Asar, maka wajib kita sembahyang Asar Begitulah seterusnya waktu Sembahyang Maghrib, Isyak dan Subuh seterusnya hingga habis hari yang panjang itu sama panjangnya dengan masa satu tahun dan bilangan sembahyang pun pada sehari itu sebanyak bilangan sembahyang setahun yang kita lakukan. Begitu juga pada hari Kedua dan ketiga.

Fitnah Dajjal :
Dajjal telah diberi peluang oleh Allah swt untuk menguji umat ini. Oleh kerana itu, Allah memberikan kepadanya beberapa kemampuan yang luar biasa. Di antara kemampuan Dajjal ialah :
1.      Segala kesenangan hidup akan ada bersama dengannya. Benda-benda beku akan mematuhinya. Sebelum kedatangan Dajjal, dunia Islam akan diuji dahulu oleh Allah dengan kemarau panjang selama 3 tahun berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akan kurang sepertiga dari biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasa dan tahun ketiga hujan tidak akan turun langsung. Umat akan dilanda kebuluran dan kekeringan. Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian. Maka daerah mana yang percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan : Hujan lah kamu di daerah ini! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi subur. Begitu juga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil pada orang yang bersekutu dengan Dajjal. Manakala penduduk yang tidak mahu bersukutu dengan Dajjal..mereka akan tetap berada dalam kebuluran dan kesusahan.

Dan ada diriwayatkan penyokong Dajjal akan memiliki segunung roti (makanan) sedangkan orang yang tidak percaya dengannya berada dalam kelaparan dan kebuluran.
Dalam hal ini, para sahabat Rasullullah s.a.w. bertanya:”Jadi apa yang dimakan oleh orang Islam yang beriman pada hari itu wahai Rasulullah?” Nabi menjawab : ”Mereka akan merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih dan bertaubat. Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan.” H.R IbnuMajah


2.      Ada bersamanya seumpamanya Syurga dan Neraka :
Di antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama syurga dan neraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan menggunakan kedua-duanya ini untuk menguji iman orang Islam kerana hakikat yang benar adalah sebalik dari apa yang kelihatan. Apa yang dikatakan Syurga itu sebenarnya Neraka dan apa yang dikatakannya Neraka itu adalah Syurga.


3.      Kepantasan perjalanan dan Negeri-Negeri yang tidak dapat dimasukinya :
Kepantasan yang dimaksudkan ini tidak ada pada kenderaan orang dahulu. Kalau hari ini maka bolehlah kita mengatakan kepantasan itu seperti kepantasan jet-jet tempur yang digunakan oleh tentera udara atau lebih pantas lagi dari pada kenderaan tersebut sehinggakan beribu-ribu kilometer dapat ditempuh dalam satu jam”… Kami bertanya : Wahai Rasulullah ! Bagaimana kepantasan perjalanannya diatas muka bumi ini ? Nabi menjawab : ”Kepantasan perjalanannya adalah seperti kepantasan “Al Ghaist” (hujan atau awan) yang dipukul oleh angin yang kencang.” H.R Muslim
Namun demikian, Dajjal tetap tidak dapat memasuki dua Bandar suci umat Islami yaitu Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah.


4.      Bantuan Syaitan-Syaitan untuk memperkukuhkan kedudukannya :
Syaitan juga akan bertungkus-lumus membantu Dajjal. Bagi syaitan, inilah masa yang terbaik untuk menyesatkan lebih ramai lagi anak cucu Adam a.s.

Baca selengkapnya »

Sabtu, 21 Januari 2012

0

Do'a Untuk Ayah Dan Ibu Ku

|
Saat ini hatiku tengah sangat perih. Perih yang menyayat hati. Perih karena belum juga membuat kedua orangtuaku bahagia. Apalagi menjadi anak sholeh yang berbakti. Sungguh masih jauh. Lalu, bagaimana aku bisa bermanfaat untuk kedua orangtuaku ?

Aku masih terus meneror orangtuaku setiap kali telepon. Meminta uang. Menumpahkan kemarahan dan keluh kesahku. Bersedih. Dan banyak lagi yang kulakukan untuk membuat keduanya terbebani dan kesusahan. Sungguh tak sanggup membeberkan segala kelakuan diri yang menyakiti orangtuaku. Membuatku semakin perih.

Kesadaran mulai merayap dalam hatiku. Sadar akan cinta kasih keduanya yang sangat melimpah padaku. Kesadaran yang hilang timbul. Kadang membuncah seperti sekarang. Teringat semua yang mereka lakukan untukku. Segala pengorbanan dan perjuangan untuk membuatku bahagia. Bagaimanalah aku sering melupakannya.

Aku malah lebih sering mengobral janji dan berkata dusta. Bahwa aku berusaha semangat untuk menyelesaikan kuliahku. Nyatanya aku malas-malasan dan kadang putus asa. Bahwa aku akan lulus tahun ini. Tapi, aku belum menunjukkan bukti yang lebih nyata. Ya Allah, sungguh durhaka diriku...

Ibu selalu menasehati dan menenangkan aku. Tetapi diriku lebih sering menampik dan tetap menggerutu. Tak sepenuhnya laksanakan nasehatnya. Ibu berusaha membuatku tersenyum, tapi aku masih bersungut. Kenapa aku tak rasakan kasih sayangnya yang besar padaku ?

Karena hatiku beku. Ya, ketika itu hatiku sungguh mengeras oleh maksiat dan dosaku. Terbelenggu masalah dunia. Melupakan hakikat hidup. Hatiku jauh dari Allah.

Maka sekarang, aku bersyukur saat hatiku mulai meleleh. Melembut karena kesadaran itu. Merasakan cinta kedua orangtuaku yang sangat besar untukku. Kesadaran yang diberikan Allah. Agar aku ingat pada keinginanku yang sering terkubur oleh cinta dan kesenangan dunia. Keinginan untuk membahagiakan kedua orangtuaku.

Selama ini, aku masih belum bisa membuat orangtuaku bangga padaku, sedikit saja. Menjadi anak yang berprestasi, bermanfaat di masyarakat, atau sekedar baik lakunya sehingga disukai banyak orang. Apalagi menyelamatkan kedua orangtuaku di akhirat.
Teringat segala pemberian keduanya, baik materi maupun kasih sayang yang berlimpah padaku, hatiku semakin pilu. Karena sama sekali belum balas memberikan sesuatu. Hanya kasih sayangku yang tersendat-sendat untuk mereka.

Jadi aku sangat ingin memberika n sesuatu untuk orangtuaku. Yang membuat keduanya bahagia. Yang membuat keduanya sangat bersyukur memiliki anak sepertiku. Dan lebih indah lagi agar orangtuaku semakin dekat kepada Allah. Semakin bertakwa. Semakin cinta. Tapi, apalah yang bisa kuberikan. Tak ada. Aku tak punya apa pun.

Aku hanya bisa mendoakan. Memohon kepada Allah setiap akhir shalatku. Meminta kebaikan untuk orangtuaku. Itu pun tak selalu meresapi doaku. “Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa”

“Ya Allah, aku memohon kepadaMu yang Maha Kaya lagi memiliki segala alam semesta. Memohon sesuatu yang bisa kupersembahkan kepada orangtuaku. Sesuatu yang bisa membuat orangtuaku bahagia. Membuat keduanya semakin bertakwa kepadaMu. Semakin cinta kepadaMu.”

“Aku mohon Ya Allah ya Rahmaan ya Rahiim... tolong sehatkan, lindungi, berkahi, cukupi mudahkan, dan bahagiakan serta selamatkan kedua orangtuaku di dunia dan di akhirat...”

“Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari kiamat)” (Ibrahim : 41)

“Wahai Tuhanku, sayangilah kedua orangtuaku sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Al-Isra’ : 24)

Ya Allah, semoga aku bisa mengantarkan bapak dan ibu ke surgaMu... Semoga aku selalu mencintai dan mendoakan ibu bapakku... Ya Allah, berikan kesempatan untuk membahagiakan ibu dan bapak, menjadi anak yang sholeh...

Oleh Najmi Haniva

Baca selengkapnya »

0

Menangis Dan Tertawa Bersama Umar

|
Suatu ketika Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam berkumpul dengan para Sahabatnya, Beliau berkata pada Umar,

“Coba ceritakan kepadaku yang membuat aku tertawa dan membuat aku menangis”.

Kemudian Sahabat Umar pun bercerita. ”Dahulu sebelum aku mengenal Islam, aku membuat patung berhala dari manisan. Lalu aku pun menyembah patung manisan itu.

“Demi lata uzza mannat engkau lah yang mulia, beri aku makanan sebagai rizki darimu” kataku. Waktu itu aku menyembah patung namun perutku sedang lapar. Selesai menyembah berhala aku menuju dapur, tak kudapatkan makanan disana lalu aku kembali keruangan persembahyangan. Tak ada makanan selain tuhan sesembahanku, akhirnya dengan rasa sesal aku memakan tuhanku sendiri yang kusembah sembah sebelumnya. Aku memakan berhala tersebut mulai dari kepalanya, terus tangannya hingga habis tak tersisa.”

Mendengar cerita Umar Rasul tertawa hingga kelihatan gigi grahamnya, Beliaupun bertanya,

”Dimana akal kalian waktu Itu?”

Umar Menjawab, “Akal kami memang pintar namun sesembahan kami yang menyesatkan kami.”

Lalu Rasul berkata kepada Umar,
”Ceritakan kepadaku Hal yang membuat aku menangis”?

Umarpun memulai ceritanya ”Dahulu aku punya seorang anak perempuan, aku ajak anak tersebut kesuatu tempat, Tiba ditempat yang aku tuju, aku mulai menggali sebuah lubang. Setiap kali tanah yang aku gali mengenai bajuku, maka anak perempuanku membersihkannya.

Dia tidak mengetahui sesungguhnya lubang yang aku gali adalah untuk menguburnya hidup-hidup, untuk persembahan berhala. Selesai menggali lubang, aku melempar anak perempuanku kedalam lubang. burrr….dia menangis kencang sambil menatap wajahku. Masih terngiang wajah anakku yang masih tidak mengerti apa yang dilakukan ayahnya sendiri dari bawah lubang."

Mendengar cerita itu Meneteslah air mata Rasul. Begitupun dengan Umar menyesali perbuatan Jahiliyyahnya sebelum dia mengenal Islam. (Pz/Kisah Islami)
Baca selengkapnya »

Rabu, 02 November 2011

Semangat !!!

|
"Tetap Semangat" kata ini lah yg tetap membuat Q tegak berdiri.
Karna Q yakin
"Tidak ada perjuangan yg menghasilkan ke sia-siaan" 
dan...
"Buah dari kata Sabar sangat lah Indah adanya".

Percaya lah...
Suatu masa, suatu hari, suatu waktu, suatu saat kelak...
Mimpi itu akan menjadi kenyataan....
Baca selengkapnya »

Kamis, 29 September 2011

Membuktikan Diri Muslim Di Hadapan Allah

|
 
Seorang muslim perlu selalu melakukan muhasabah (introspeksi). Terutama ia harus periksa adakah dirinya telah memenuhi kriteria seorang beriman sejati? Dan untuk itu ia mesti membuktikan bahwa dirinya merupakan seorang muslim di hadapan Allah سبحانه و تعالى . Bukan di hadapan manusia lainnya. Muslim-mukmin sejati pasti mengharapkan pengakuan dari Allah سبحانه و تعالى bukan dari sesama manusia, bahkan bukan pengakuan dari dirinya sendiri.

Di dalam bukunya, Anshari Ismail menulis sebagai berikut :
“Yang perlu kita lakukan hanyalah membuktikan diri bahwa kita ini seorang muslim. Muslim yang dikehendaki oleh Allah سبحانه و تعالى , bukan muslim yang kita kira sendiri. Karena kita adalah hamba Allah سبحانه و تعالى bukan hamba diri sendiri. Karena kita mengharap ridha Allah سبحانه و تعالى bukan ridha diri sendiri. Oleh karena itu, untuk membuktikan bahwa kita seorang muslim, maka kita harus ber-Islam dengan caranya Allah سبحانه و تعالى bukan dengan cara kita sendiri. Tetapi bagaimana ber-Islam dengan cara Allah سبحانه و تعالى ?” (“Jalan Islam-Transformasi Akidah dalam Kehidupan” – Anshari Ismail; An-Nur Books Publishing 2008, hlm. 7)

Dewasa ini, tidak sedikit kaum muslimin yang ber-islam menurut kemauannya sendiri atau kemauan orang lain. Sehingga ia membuat kriteria sendiri siapa yang disebut muslim. Dan karena kriteria itu adalah buatannya sendiri, maka cenderung disesuaikan dengan keinginan pribadi. Misalnya, dia menganggap dirinya muslim bila sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, tanpa memandang perlu memahami konsekuensinya. Dia kira hanya dengan sudah mengucapkan secara lisan dua kalimat syahadat berarti seseorang sudah pasti terpelihara dari api neraka dan masuk surga. Dia berlindung di balik hadits seperti :

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barangsiapa yang mengucapkan, “Tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Allah (laa ilaaha illa Allah), niscaya dia masuk surga.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi No. 2562)

Sedangkan Syaikh Abu Abdurrahman Al-Atsari menulis sebagai berikut :
“Ada pula beberapa hadits yang serupa. Banyak dari mereka menganggap bahwa mengucapkan dua kalimat syahadat sudah cukup menetapkan sifat Islam dan berhak masuk surga meskipun tidak mengerjakan sholat, melakukan perbuatan mungkar, menghina Allah سبحانه و تعالى RasulNya صلى الله عليه و سلم dan ayat-ayatNya, menyekutukan Allah سبحانه و تعالى dengan sesuatu yang tidak mempunyai kekuasaan, memberikan loyalitas kepada musuh-musuh Allah سبحانه و تعالى dari kalangan Yahudi dan Nasrani serta orang-orang komunis, menerapkan hukum-hukum kafir, UUD jahiliyah bagi manusia, melarang sebagian aturan-aturan Islam dan memeranginya, seperti jihad fii sabilillah, sebagaimana yang terjadi di negeri kaum muslimin hari ini. Jelas itu hanya terjadi pada orang bodoh atau orang pandir yang membela para thaghut, yang tumbuh sejak kecil hingga tua di atas aturan itu...” (“Al-Haqq wal-Yaqin fi ‘Adawat At-Tughat wal-Murtaddin” – Abu Abdurrahman Al-Atsari; Media Islamika 2009, hlm. 17)

Mengucapkan dua kalimat syahadat memang merupakan bentuk resmi seseorang dikatakan memeluk agama Islam, namun sekadar mengucapkannya tidak serta-merta menjadikan seseorang menjadi mukmin sejati. Ia perlu membuktikan dirinya melalui berbagai pengalaman di dalam hidupnya agar jelas terlihat bahwa antara ucapan di lisan, pembenaran di dalam hati dan pembuktian dengan segenap anggota tubuh ada keselarasan dan hilanglah pertentangan antara satu bagian dengan bagian lainnya. Semua itu perlu didukung dengan ilmu dan amal. Oleh karenanya Allah سبحانه و تعالى berfirman bahwa setiap orang yang mengaku muslim perlu diuji agar jelas apakah pengakuannya jujur atau dusta.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut [29] : 2-3)

Seorang muslim pasti mengalami aneka ujian dari Allah سبحانه و تعالى . Terkadang ujian berupa kesulitan dan terkadang berupa kesenangan. Semua ujian tersebut dimaksudkan untuk menyingkap jenis muslim seperti apakah diri kita masing-masing. Apakah kita termasuk seorang muslim jujur, yang berarti masuk ke dalam kelompok mukmin sejati. Inilah di antaranya golongan yang digambarkan Allah سبحانه و تعالى di dalam surah Al-Kahfi :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلا خَالِدِينَ فِيهَا لا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.” (QS. Al-Kahfi [18] : 107-108)

Ataukah termasuk jenis muslim pendusta. Dan jika termasuk pendusta, maka ia dapat masuk ke dalam kelompok munafiqun yang digambarkan Allah سبحانه و تعالى seperti berikut :

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
“Di antara manusia ada yang mengatakan, ‘Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian’, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah [2] : 8-9)

Di samping itu, seorang muslim pendusta bisa masuk ke dalam golongan musyrikin yakni orang-orang yang mempersekutukan Allah سبحانه و تعالى .

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلا وَهُمْ مُشْرِكُونَ
“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf [12] : 106)
Ada lagi kemungkin ketiga yaitu seorang muslim pendusta masuk ke dalam golongan kaum murtaddun (orang-orang yang murtad). Dia divonis keluar dari Islam karena telah melakukan pelanggaran yang termasuk kategori nawaqidh al-iman (pembatal keislaman).

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَلا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah, "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman." (QS. At-Taubah [9] : 65-66)

Muslim pendusta yang masuk ke dalam golongan munafiqun, musyrikun maupun murtaddun merupakan golongan yang sungguh merugi. Sebab mereka pada hakikatnya tidak bisa disebut orang beriman. Mereka bakal kekal selamanya di dalam neraka.

Mengenai kaum munafiq Allah سبحانه و تعالى bakal menempatkan mereka di dalam neraka yang paling buruk siksaannya :

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An-Nisa [4] : 145)

Sedangkan kaum musyrikin Allah سبحانه و تعالى jelaskan keadaan mereka sebagai orang-orang yang tidak diterima segenap amal yang telah mereka kerjakan, betapapun banyaknya kebaikan, amal sholeh maupun amal ibadah yang telah dikerjakannya.

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Sungguh, bila kamu berbuat syirik, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar [39] : 65)

Adapun kaum murtaddin, maka mereka menjadi sama kedudukannya dengan orang kafir. Sebab mereka rela meninggalkan iman dan malah memilih untuk menjadi kafir. Allah سبحانه و تعالى menggambarkan mereka sebagai berikut :

وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah [2] : 217)

Oleh karenanya di dalam sejarah Islam terdapat banyak contoh dimana Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم dan para sahabat utama memperlakukan orang yang secara status muslim namun diperlakukan sebagai orang di luar Islam. Orang-orang itu mengucapkan dua kalimat syahadat. Namun mereka telah dinilai keluar dari agama Islam karena terlibat dalam pelanggaran yang dikategorikan sebagai nawaqidh al-iman (pembatal keislaman).

Salah satunya ialah yang dijelaskan oleh Ibnu Katsir di dalam kitab Tafsirnya ketika membahas surah An-Nisa ayat 65 :

“Dua orang lelaki yang berselisih datang menemui Nabi Muhammad lalu beliau memutuskan tidak bersalah kepada fihak yang benar di atas fihak yang salah. Fihak yang diputuskan bersalah tidak mau menerima dan berkata kepadanya: “Saya tidak terima!” Kemudian yang satunya bertanya: “Lalu apa maumu?” Ia menjawab: “Kita pergi ke Abu Bakar Ash-Shiddiq!” Merekapun pergi. Orang yang diberi keputusan tidak bersalah berkata kepada Abu Bakar: “Kami telah mencari keadilan kepada Nabi lalu aku diberi keputusan tidak bersalah.” Abu Bakar lalu berkata kepadanya: “Kamu berdua harus menerima apa yang telah diputuskan oleh Rasulullah.” Akan tetapi yang satunya tidak mau menerima. Keduanya kemudian menemui Umar bin Khattab, lalu orang yang diberi keputusan tidak bersalah berkata: “Kami telah mencari keadilan kepada Nabi lalu aku diberi keputusan tidak bersalah tetapi yang satunya tidak mau menerima.” Mendengar permasalahan ini lalu Umar bertanya kepadanya dan dijawab benar adanya. Umar kemudian masuk dan pergi lagi membawa pedang terhunus di tangannya. Lalu orang yang tidak mau menerima keputusan Rasulullah tersebut ditebas lehernya..!” Maka turunlah ayat sebagai berikut :
 
فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa [4] : 65)

Subhanallah...! Sungguh luar biasa firasat Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Beliau dapat mendeteksi kekafiran di dalam diri orang yang tidak kunjung dapat menerima keputusan yang telah diambil oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم padahal telah dikonfirmasi kebenarannya pula oleh sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Bayangkan, Allah سبحانه و تعالى memerlukan untuk bersumpah atas nama diri-Nya sebagai Rabb. Allah سبحانه و تعالى berfirman mengawali ayat di atas dengan firmanNya: “Maka demi Rabbmu”. Artinya, Allah سبحانه و تعالى sangat serius ingin menjelaskan raibnya iman pada diri seorang yang mengaku muslim namun ia (1) tetap enggan menjadikan Rasulullah صلى الله عليه و سلم sebagai hakim, lalu (2) tetap merasa keberatan dalam hatinya terhadap keputusan Rasulullah صلى الله عليه و سلم dan (3) tidak menerima dengan sepenuhnya keputusan Rasulullah صلى الله عليه و سلم tersebut.

Kejadian di atas merupakan satu saja dari sekian banyak contoh generasi awal ummat Islam yang tidak mudah terkecoh menilai seseorang sebagai muslim hanya dengan mengandalkan bahwa orang tersebut telah mengucapkan secara lisan dua kalimat syahadat.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai (Allah) Dzat yang membolak balikkan hati teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi No. 2066)

Baca selengkapnya »

KoMuNiTaS Q

Copyright © 2011 SeenTHiNGS

Template N2y Shadow By Nano Yulianto